Hindari menilai orang lain yang didasari atas nafsu dan ego
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menilai orang lain sebagai suatu yang berbeda diluar dari Diri kita, entah kita menilai orang lain itu jelek, bermoral bejat, kikir/pelit, munafik, egois, arogan, fanatik dsb. Dalam semua penilaian itu kami sengaja memberikan contoh kontroversi, karena dari setiap penilaian yang keluar biasanya penilaian yang seperti itulah yang paling disenangi untuk dijadikan bahan pembicaraan (Gosip). Disini kami tidak melarang Anda untuk menilai kepribadian orang lain, namun alangkah bijaknya kita untuk tidak menilai berdasarkan dorongan nafsu dan kepentingan ego. Maksudnya gimana tuh dorongan nafsu dan kepentingan ego ? Nafsu kita itu sifatnya selalu menginginkan dan tidak pernah terpuaskan sedangkan ego sifatnya selalu menyalahkan dan merasa diri paling benar/hebat. Ketika kita menilai orang lain yang didasari nafsu dan ego kita, maka perasaan yang keluar adalah kebencian. Ketika rasa benci sudah timbul maka kita akan terseret oleh rasa benci itu dan menutup diri kepada orang yang kita benci itu, terlebih lagi kita menceritakan kebencian kita ke teman sebaya, maka secara tidak sadar kita akan mengajak atau mempengaruhi teman kita untuk membenci orang tersebut.
Jika keadaan sudah seperti ini kami menganjurkan anda untuk mengamati perilaku orang yang tidak anda senangi, lalu renungkan sifat yang tidak kita inginkan itu kedalam diri kita sendiri, dan usahakan jangan menilai kembali, karena penilaian yang seperti itu akan membuat diri kita terbiasa untuk menilai hal-hal yang tidak berguna dan membutakan kita atas perbedaan yang ada.
Melihat Orang lain sebagai DIRI Kita Sendiri
Mungkin kita tidak asing dengan nasehat yang satu ini yaitu melihat orang lain sebagai Diri kita sendiri, atau mungkin ada yang baru tahu ? Beruntunglah anda yang baru tahu dan meluangkan waktu untuk membaca artikel ini hehe. Melihat orang lain sebagai diri kita itu adalah salah satu cara paling jitu untuk mengurungkan diri dari niat menilai yang didasari atas nafsu dan ego. Setiap penilaian jelek yang kita berikan kepada orang lain itu sebenarnya penilaian yang diucapkan untuk diri sendiri tanpa anda sadari. Lohhh ko bisa begitu ? Ya bisa. Kenapa bisa begitu ? Ya memang seperti itu, ketika kita membicarakan atau menilai kejelekan orang lain dibelakang dengan standart keyakinan kita, sebenarnya kita melihat mereka bukan sebagai mereka, melainkan melihat kejelekan diri kita yang kita tolak. Sejatinya jiwa manusia memiliki sifat yang sama dengan jiwa mahluk lain termasuk sesama manusia, namun faktor ego ke-Aku-an inilah yang membuat manusia merasa berbeda. Penilaian yang kita berikan tidak benar-benarnya mengatakan tentang orang tersebut, melainkan mereka hanya menggambarkan persepsi kita yang tidak sesuai dan tampak berbeda dengan diri kita. Dengan kata lain kita memfilter orang lain itu melalui sistem persepsi kita.
Setiap kali seseorang tidak 'sesuai' dengan standar pribadi kita, kita secara otomatis memberi penilaian kepada mereka. Penilaian seperti inilah yang membuat diri tampak berbeda. Permasalahan disini adalah perbedaan persepsepsi , hal ini disebabkan ketika kita masih kecil, kita mendapatkan informasi, masukan maupun bimbingan dari sekitar tempat, lingkungan, kondisi dan keadaan yang berbeda. Inilah yang menjadi cikal bakal pembentuk persepsi kita dan ini pula yang membuat jiwa manusia tampak berbeda dengan jiwa yang lain. Jadi penilaian kita atas perilaku orang lain itu sebenarnya adalah aspek yang belum terselesaikan dari diri kita sendiri.
Kembali lagi ke awal, bahwa kita sebagai manusia harus banyak-banyak bercermin kedalam ketika melihat orang yang tidak kita senangi/sukai, karena semua yang ada di depan kita adalah cerminan bagi jiwa kita yang berbeda tapi satu ini, mari kita belajar melihat orang lain sebagai cerminan dalam diri kita, karena ketika wajah kita terdapat jerawat, tidak mungkin kan yang kita obatin itu cerminnya ? Belajar dari sini, marilah kita untuk sadar bahwa semua yang kita anggap buruk itu adalah cara Tuhan untuk lebih megintropeksi umatnya menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
.

nilai orang lain itu dari kelakuan dan sifatnya , ika menilai dari nafsu belum tentu orang itu baik.
BalasHapusCc : arjuna rafi
Mantap Gan :D
HapusIni nih yang susah dihilangkan dari diri kita
BalasHapusTul betul betul
HapusMantav.. Saya menjadi termotivasi. Ada sedikit saran, usahakan kalo setelah selesai bikin artikel, di cek lagi penulisannya, dari tadi masih ada yg "typo" heheheheee
BalasHapusohhh iya mass terima kasih sarannya. Maklumlah hehe terima kasih ya :)
HapusBener I Like this banget artikelnya..
BalasHapusTerima kasih gan...
Hapuswaaaw keren
BalasHapus